Beberapa hari terakhir hampir di semua media baik media televisi maupun cetak ramai membicarakan tentang beberapa orang pendaki gunung yang hilang di gunung (ya iyalah...masa pendaki gunung ilangnya di laut). Sebenarnya peristiwa hilangnya manusia di gunung bukanlah hal yang baru, bahkan menurut penerawangan saya hampir setiap tahun ada sang gunung memakan korban. Dan Waktu hilangnya pun biasanya juga hampir sama, yaitu pada saat "musim badai" (minjem kata teman).
Setiap melihat adanya korban di gunung, saya berpikir sebenarnya apakah keuntungan mendaki gunung? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya jika dikembalikan lagi kepada tujuan mendaki gunung. Menurut saya ada beberapa tujuan mendaki gunung, yaitu
Untuk mengasah Kemampuan fisik. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memerlukan kondisi fisik yang prima, misalnya para aparat Keamanan (TNI, Polisi), ataupun olahragawan.
UNtuk Penelitian dan kepentingan lain yang sejenis. Di daerah gunung juga terkandung nilai-nilai ilmiah yang perlu diteliti untuk kepentingan umat manusia. Selain mendaki pada saat melakukan penelitian biasanya peneliti juga melakukan latihan mendaki gunung utuk mengasah kemampuan fisik (lihat poin 1)
Untuk gagah-gagahan dan sejenisnya. Beberapa orang melakukan pendakian gunung hanya untuk mendapatkan nama/cap sebagai orang hebat karena mampu "menaklukkan" banyak puncak Gunung.
Kembai ke pertanyaan awal, apakah keuntungan naik gunung? Jika Jawaban dari pertanyaan tujuan adalah poin ke 1 dan 2 maka keuntungannya sudah jelas. Akan tetapi jika jawaban adalah poin 3, maka pikirkan ulang keinginan anda. Karena mendaki gunung tidak ada enaknya dan beberapa hal yang menurut saya menyebabkan tidak enak adalah: Pertama, untuk bisa mencapai puncak anda harus berjalan kaki karena tidak/belum ada alat transportasi yang terjangkau yang mampu mencapai puncak , jadi konsekuensinya adalah "capek". Kedua, Di sepanjang jalur pendakian juga tidak ada penjual makanan dan minuman, berarti anda harus membawa sendiri, akibatnya beban bertambah dah semakin mnambah capek. ketiga Akibat dari poin kedua adalah keterbatasan jenis makanan, dan biasanya yang dibawa juga bukan makanan sehat--bahkan mendekati junk food (mie instan bukan makanan sehat lho). Keempat, Ketinggian menyebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim, misal suhu dingin, kandungan oksigen yang lebih sedikit. Dan hal inilah yang menjadi salah satu eksekutor bagi pendaki yang tersesat.
Setelah membaca (halah emang ono sing mbaca.....) hal diatas, masihkah anda ingin mendaki gunung, Jika taruhan dari "cap gagah" adalah nyawa?????
4 komentar:
ehmmm... memang untuk mendaki yang tinngi harus punya persiapan yang matang :)
@afwan, betul. makasih da mampir
Waw.... Naik gunung??
Ga dech mas..
Udah pernah nyobain tapi gagal..
@kumpulan: gagal?...mau cuba lagi?
Posting Komentar
komentar sangat diperbolehkan tapi jangan nyepam...silahkan :)...:)